×
UKRIDA Virtual

Perilaku Sambungan Balok-Kolom Pracetak

2025 | Herman Parung, Rita Irmawati, Miswar Tumpu, Widsri Palamba

Hubungan balok-kolom merupakan daerah yang sangat kritis saat terjadi pembebanan berlebih akibat gempa, yang jika tidak diantisipasi dengan baik akan mengakibatkan keruntuhan pada struktur secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan konstruksi secara monolit, pemasangan tulangan yang baik sesuai ketentuan yang ada dalam standar perencanaan konstruksi beton (SNI), akan mencegah kegagalan struktur pada daerah sambungan 
balok-kolom. Untuk konstruksi pracetak (precast), kegagalan konstruksi biasanya akan terjadi pada sambungan balok kolom.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan joint pada sambungan balok kolom yang dibuat secara precast dengan memakai sambungan plat (JPSP - Joint Pracetak Sambungan Plat) dan sambungan lidah (JPSL - Joint Pracetak Sambungan Lidah). Joint pracetak yang mengubungkan balok dan kolom kemudian dirakit bersama balok dan kolom yang juga dibuat pracetak yang membentuk beam-column sub-assemblages untuk joint eksterior dan interior. Kekuatan sub-assemblages ini kemudian ditentukan dengan melakukan pengujian laboratorium dengan skala 1:1 baik secara monotonic maupun cyclic loading. Kekuatan pracetak ini lalu dibandingkan dengan kekuatan sub-assemblages balok kolom yang dicor secara monolit. Jumlah benda uji adalah 6 buah, masing-masing 2 untuk konstruksi monolit, JPSP dan JPSL yang terdiri dari masing-masing 1 joint eksterior dan 1 joint interior.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir tidak ada kerusakan pada bagian core dari joint, tempat di mana tulangan kolom pracetak disatukan ke tulangan joint dengan sambungan las. Kerusakan yang ditemukan pada joint berawal dan terkonsentrasi pada daerah pertemuan antara beton grouting dengan bagian balok yang dicor sebelumnya, yaitu pada jarak kira-kira sama dengan tinggi balok. Kekuatan JPSP secara umum sama dengan kekuatan sampel monolit, yang menunjukkan bahwa JPSP ini bisa diusulkan untuk diaplikasikan pada konstruksi yang real karena tidak ada kerusakan yang ditemukan pada plat sambung baja. Untuk JPSL, kekuatannya masih di bawah balok-kolom monolit, yang disebabkan karena adanya kerusakan pada bagian lidah dari benda uji. Penyebab kerusakan antara lain akibat kecilnya jarak antara lubang baut dari tepi balok serta terlalu pendeknya ujung balok yang disambung, sehingga beton pada bagian ujung hancur akibat konsentrasi tegangan pada bagian ini.