UKRIDA Ciptakan Ekosistem Pembelajaran yang Berdampak melalui Pendampingan Emosional
Jakarta, 11 Juli 2025 - Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) melalui Unit Pengembangan Materi dan Inovasi Pembelajaran (PMIP) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Pendampingan Emosional dan Psikologis kepada Peserta Didik” yang dilaksanakan di Kampus I UKRIDA.
Jakarta, 11 Juli 2025 - Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) melalui Unit Pengembangan Materi dan Inovasi Pembelajaran (PMIP) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Pendampingan Emosional dan Psikologis kepada Peserta Didik” yang dilaksanakan di Kampus I UKRIDA. Kegiatan ini menghadirkan Wakil Rektor Bidang Mahasiswa, Alumni, Kerjasama, dan Kewirausahaan, dr. Theresia Citraningtyas, MWH., Ph.D., Sp.KJ., sebagai narasumber, dan tenaga pendidik dari berbagai program studi yang ada di UKRIDA sebagai peserta.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pendidik dalam memahami dinamika psikologis peserta didik, khususnya dalam konteks perkembangan generasi saat ini. Dalam pemaparannya, dr. Theresia mengangkat fenomena yang belakangan ini kerap menjadi perbincangan publik, yakni stigma terhadap generasi muda yang kerap disebut sebagai “generasi strawberry”, generasi yang dinilai mudah rapuh, terlalu sensitif, atau kurang tahan terhadap tekanan bahkan dikaitkan dengan tingginya angka depresi.
Melalui pendekatan reflektif, peserta diajak memahami bahwa tantangan generasi saat ini merupakan perkembangan dari isu-isu lama dalam bentuk baru. Jika dulu bersifat fisik, kini bergeser menjadi tekanan mental, emosional, dan kelebihan informasi yang memicu kecemasan yang berlebih. Perubahan ini menuntut pendampingan yang lebih empatik dan memberdayakan. Tenaga pendidik juga diharapkan tak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga hadir sebagai pendamping emosional yang melihat potensi peserta didik secara utuh.
Empati yang memberdayakan berarti memahami dan mendorong kemandirian, berbeda dari simpati yang terbawa perasaan atau sikap menghakimi. Pendekatan ini dibangun melalui penerimaan, mendengarkan tanpa menghakimi, dan memberi ruang bagi mahasiswa untuk tumbuh. Sebaliknya, tenaga pendidik perlu menghindari sikap memaksakan kehendak atau menuntut perubahan tanpa pendampingan.
Belum ada yang sepenuhnya menyadari kekayaan simpati, kebaikan, dan kemurahan hati yang tersembunyi dalam jiwa seorang anak. Upaya dari setiap pendidikan sejati haruslah membuka harta karun itu. Emma Goldman
Di sela-sela kegiatan, peserta diajak berbagi pengalaman terkait tantangan dan pendekatan dalam pendampingan emosional, yang memperluas wawasan dan memperdalam diskusi bersama. “Saya merasa perlu untuk terus meng-upgrade diri agar dapat memahami tren terbaru dan tidak lagi menggunakan cara-cara lama dalam menghadapi mahasiswa yang berasal dari generasi, kebutuhan, dan kebiasaan yang berbeda. Dengan begitu, saya bisa memfasilitasi mereka melalui pendekatan dan komunikasi yang tepat, serta mampu membawa dan menempatkan diri sesuai dengan situasi yang dihadapi,” ungkap Ns. Dame Elisabeth, salah satu perwakilan dosen Program Studi Pendidikan Profesi Ners.
Melalui pembekalan seperti ini, UKRIDA berharap para pendidik tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai mitra pertumbuhan yang mampu memahami, mendampingi, dan memberdayakan peserta didik dalam proses pendewasaan diri baik secara intelektual maupun emosional serta menciptakan ekosistem pembelajaran yang berdampak dan adaptif terhadap perubahan zaman yang juga sejalan dengan semangat motto UKRIDA, yakni Lead to Impact.
Indri Torus - Unit Pemasaran Humas & Admisi