Menelusuri Kedalaman Jiwa: Psikodrama 'Rasa Suara Jiwa' bersama Fakultas Psikologi UKRIDA
Fakultas Psikologi UKRIDA mengadakan pertunjukkan psikodrama bertajuk "Rasa Suara Jiwa: Kita yang Belum Pulang" pada Jumat, 4 Juli 2025.
"Terkadang, yang paling sunyi bukanlah sepi di sekitar kita, melainkan diam yang bergema dari dalam. Mungkin karena kita belum benar-benar pulang," ucap sang narator mengawali pertunjukkan psikodrama di Auditorium Kampus II UKRIDA yang dipenuhi penonton.
Acara yang diadakan pada Jumat, 4 Juli 2025 tersebut bertajuk "Rasa Suara Jiwa: Kita yang Belum Pulang". Psikodrama yang diselenggarakan oleh mahasiswa Angkatan 23 Fakultas Psikologi UKRIDA merupakan bentuk eksplorasi seni dan psikologi dalam memahami kondisi emosional diri.
Tema "Kita yang Belum Pulang" dipilih untuk menggambarkan kondisi batin banyak orang yang masih mencari arah dan belum menemukan rumah dalam diri sendiri. Dosen pengampu mata kuliah Psikopatologi Kontemporer, Edward Septianto Gani M. Psi, Psikolog dalam sambutannya menyampaikan, “Hari ini kita akan sama-sama merayakan satu bentuk dari perasaan, satu bentuk dari kisah, dan satu bentuk dari perjalanan. Inilah kenapa namanya rasa, suara, dan jiwa. Itu mewakili 3 komponen hidup penting manusia,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan mengenai tema pertunjukkan yaitu “rasa” yang mewakili emosi, “suara” mewakili pikiran manusia yang kadang berisik dan “jiwa” mewakili tubuh manusia. Tiga komponen tersebut yang diselaraskan melalui penampilan kali ini dan dikemas dalam bentuk psikodrama.
Drama ini menampilkan 5 karakter utama Arga, Dira, Kirana, Debora, dan Kayla yang masing-masing menghadapi perjuangan emosional mendalam. Arga berjuang dengan kegagalan akademik, Dira berusaha menarik diri dari interaksi sosial, Kirana menyembunyikan rasa sakit di balik tawa, Debora berjuang dengan proses berduka setelah kehilangan ibunya, dan Kayla menghadapi imposter syndrome.
Keseluruhan cerita menekankan pentingnya keberanian untuk berbicara tentang perasaan, mengakui kerentanan, dan menemukan dukungan dalam perjalanan menuju penyembuhan. Setelah pertunjukkan yang memicu respon emosional yang intens, Mariska Johana Heryputri M. Psi, Psikolog menutup acara dengan sesi relaksasi bersama penonton.
Selain drama musikal, tersedia aktivitas interaktif seperti labirin refleksi dengan 4 zona yang mencakup aspek pertemanan, akademik, keluarga, dan pasangan. Terdapat pula pameran karya mahasiswa dan aktivitas "Cheer Me Up!" serta "Insight Out!".
Psikodrama ini diharapkan menjadi ruang aman untuk menyuarakan kegelisahan yang sering tidak terucap, mengajak penonton merenungi perjalanan hidup dan emosi yang belum selesai, serta menggunakan seni sebagai medium penyembuhan dan pemahaman diri.
Melalui pendekatan holistik ini, Fakultas Psikologi UKRIDA dengan semangat Lead to Impact menunjukkan komitmen dalam memadukan teori psikologi dengan praktik seni yang bermakna untuk pengembangan kesehatan mental dan pemahaman diri guna berdampak positif bagi para mahasiswa.
Madeleine Natasya - Unit Pemasaran Humas & Admisi