UKRIDA Tingkatkan Kapabilitas Guru Lewat Teacher Training Program
UKRIDA Department of English (UDE) bersama Yayasan Anak Terang mengadakan Teacher Training Program pada Rabu, 19 Maret 2025, di Auditorium Kampus I UKRIDA.
Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, guru dituntut untuk menguasai berbagai metode pembelajaran yang inovatif dan inklusif. Salah satu tantangan terbesar adalah menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa dengan latar belakang yang beragam. Menjawab kebutuhan ini, UKRIDA Department of English (UDE) bersama Yayasan Anak Terang mengadakan Teacher Training Program pada Rabu, 19 Maret 2025, di Auditorium Kampus I UKRIDA.
Mengangkat tema "Effective Teaching: Engaging Learners", acara ini dihadiri oleh para guru TK, SD, dan SMP Yayasan Anak Terang. Dalam sambutannya, Ira Rasikawati, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, menyampaikan, "Kami biasanya mengadakan pelatihan guru setiap tahun dan mengundang para pendidik ke institusi kami. Namun, itu terjadi sebelum pandemi. Saya rasa ini menandai pertama kalinya kami kembali mengadakan lokakarya tatap muka sejak 2019." Selain itu, Delisma Ade Sembiring, M.Pd., M.A.Sp.Ed., Superintendent Yayasan Anak Terang, menyoroti pentingnya pendidikan inklusif, "Kami terus menerima semakin banyak siswa dengan latar belakang beragam di sekolah kami, sehingga pembelajaran menjadi hal yang penting dalam memberikan dukungan terbaik bagi siswa kami."
Rangkaian kegiatan dimulai dengan sesi "Classroom Management," yang dibawakan oleh Yunias Monika, S.Pd., M.Hum., dengan moderator Paskalia Pranandaru, S.E., M.Pd yang merupakan salah satu guru dari Sekolah Anak Terang. Sesi ini membahas strategi pengelolaan kelas agar pembelajaran lebih efektif dan interaktif. Sesi kedua, "Making Learning Accessible for All Using Universal Design for Learning," dipandu oleh Ira Rasikawati Ph.D. dan Siegfrieda A.S. Mursita Putri, S.S., M.Hum., dengan moderator Jeri Mario, M.Pd. Sesi ini bertujuan agar para guru memahami prinsip Universal Design for Learning (UDL) dan mampu menerapkannya dalam menciptakan pengalaman belajar yang fleksibel dan inklusif. Hasilnya, peserta diharapkan dapat membuat rencana adaptasi kelas yang praktis atau refleksi yang dapat dibagikan melalui platform Instagram.
Sesi terakhir dipandu oleh Hanna Juliaty, M.A. yang bertajuk "Problem-Based Learning", dengan moderator Adelina Siahaan, M.Pd. Dalam sesi ini, peserta diajak memahami bahwa pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan mengidentifikasi isu yang relevan bagi siswa. Pembicara terakhir ini menekankan "Kita perlu menemukan masalah terlebih dahulu, karena tanpa masalah, metode ini tidak akan berhasil," ujarnya. Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa pembelajaran harus berkaitan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa lebih terlibat dalam eksplorasi. Sebagai bagian dari acara, diumumkan pemenang kompetisi Best Instagram Stories, dengan Elisabeth Hatumesen, S.Kom. sebagai pemenang utama.
Nia Maulidhia Ibrahim, M.Pd., Kepala Sekolah Yayasan Anak Terang, memberikan apresiasinya untuk acara ini, "Saya belajar banyak dari sesi ini. Saya yakin para guru mendapatkan banyak teori serta praktik yang berguna untuk pembelajaran di kelas. Saya sangat menikmati materi yang disampaikan oleh pemateri tentang UDL, manajemen kelas, serta Problem-Based Learning”. Menurutnya, para pemateri benar-benar ahli di bidang pendidikan yang mereka tekuni.
UKRIDA terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelatihan guru yang inovatif. Dengan diadakannya acara ini, diharapkan para pendidik dapat menerapkan metode yang lebih interaktif dan inklusif di kelas mereka, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan menarik bagi siswa. Dengan semangat "Lead to Impact," UKRIDA tetap berupaya menginspirasi dan memberdayakan para pendidik untuk masa depan yang lebih baik.