Webinar AI ke-9: Pemanfaatan AI untuk Diagnosis Kanker dan Kedokteran Modern Kulit
Webinar Artificial Intelligence (AI) ke-9 dengan tema "Outlook of Artificial Intelligence: Power Diagnosis of Skin Cancer and Medicine” Sabtu, 20 Juli 2024.
Webinar Artificial Intelligence (AI) ke-9 dengan tema "Outlook of Artificial Intelligence: Power Diagnosis of Skin Cancer and Medicine” dibuka dengan sambutan inspiratif dari para pakar Sabtu, 20 Juli 2024. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UKRIDA, Forum Komunikasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan BK-PTKI (Forkom FKIK BKPKTI), dan Perhimpunan Disiplin Herbal Medic Indonesia (PDHMI). Ketua LPPM UKRIDA Dr. Ir. Iwan Aang Soenandi, M.T., IPU, ASEAN Eng., memberikan sambutan pembuka yang menekankan pentingnya kolaborasi erat dalam menjajaki pemanfaatan kecerdasan buatan dalam diagnosis kanker kulit.
Sebagai pembuka Dr. Arum Krismi, spesialis dermatologi, memaparkan pentingnya deteksi dini kanker kulit, salah satunya pertumbuhan tahi lalat yang pesat dalam waktu kurang lebih enam bulan. Menurutnya sebagian besar kanker kulit menyerupai tahi lalat dan berbentuk asimetris. Pada saat ini jenis kanker kulit yang menyebabkan kematian tertinggi sebesar 80% yaitu jenis melanoma maligna. Selanjutnya, Prof. Dr. Wahyu Widowati, M.Si., seorang peneliti stem cell, mengungkapkan keunggulan Stem Cell Therapy yaitu memperbaiki sel yang rusak, melawan radikal bebas, dan mudah diperbanyak. Dr. Tedy Hartono,SH anggota PDHMI yang berlatarbelakang pendidikan kedokteran dan hukum juga menekankan bahwa keputusan medis yang diambil untuk AI harus adil, bertanggung jawab, dan mengutamakan kesejahteraan pasien.
Paparan terakhir disampaikan oleh Endah Kristiani, Ph.D. dosen Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UKRIDA, membagikan praktik secara langsung penggunaan machine learning skin cancer. Praktik ini melibatkan pengumpulan data gambar kanker kulit, pelabelan, serta pelatihan penggunaan algoritma. Menurutnya akurasi deteksi kanker kulit sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas data, serta kolaborasi antara dokter dan sistem AI. Pengembangan berkelanjutan diperlukan untuk menjadikan aplikasi ini solusi yang lebih efektif di masa depan. UKRIDA dengan motto Lead to Impact akan tetap berkontribusi untuk dunia kesehatan melalui para akademisi dan peneliti unggul yang terus berkarya.