Introduction to Translation Studies & Comparing Two Modes of Audio-Visual Translation : A Case Study of Interrogative Utterances in Superbook Series
Selasa, 11 Juni 2024 Program Studi Sastra Inggris UKRIDA menyelenggarakan webinar bersama narasumber Harris Hermansyah Setiajid dosen dan Maria Lee Handiyanto, mahasiswi sastra inggris Universitas Sanata Dharma
Selasa, 11 Juni 2024 Program Studi Sastra Inggris UKRIDA menyelenggarakan webinar bertema ”Introduction to Translation Studies”, dengan narasumber Harris Hermansyah Setiajid yang adalah dosen Universitas Sanata Dharma, dan Maria Lee Handiyanto, mahasiswi jurusan Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma yang membawakan tema ”Comparing Two Modes of Audio-Visual Translation : A Case Study of Interrogative Utterances in Superbook Series”.
Maria Lee Handiyanto memaparkan kebutuhan akan terjemahan yang tepat dalam bahasa lokal semakin penting, seiring berkembangnya teknologi yang mampu membuat masyarakat dapat mengakses media asing dengan mudah. Narasumber berfokus pada terjemahan yang terdapat di serial animasi anak-anak. Jika terjemahan pada serial animasi tersebut terdapat inkonsistensi, maka hal itu dapat mengubah pesan yang ingin disampaikan. Oleh sebab itu, diperlukan analisis dalam terjemahan tersebut untuk menyampaikan cerita dan pesan secara akurat.
Harris Hermansyah Setiajid mejelaskan bahwa terjemahan ditentukan oleh proses, produk, dan kognitif. Proses yang dimaksud adalah pemindahan substrat ke dalam bahasa yang menjadi tujuan. Sementara produk adalah produk tertulis yang dihasilkan dari proses itu dan berfungsi dalam konteks sosial budaya. Kognitif sendiri berfokus pada fenomena linguistik, visual, budaya, dan ideologi yang merupakan bagian integral dari proses dan produk. Terdapat dua tujuan utama, yaitu teoritis dan deskriptif. Teoritis untuk menetapkan prinsip-prinsip umum yang dapat membuat sebuah fenomena dapat dijelaskan dan diprediksi. Sementara, deskriptif sendiri berfokus untuk menggambarkan fenomena penerjemahan dalam dunia pengalaman. Setiap negara selain memiliki bahasa nasional yang digunakan sehari-hari, juga memiliki bahasa daerah yang berbeda. Karena itu dalam membuat penyampaian pesan dari media asing harus disaring kembali, sehingga penerjemah dapat menghasilkan terjemahan sesuai pesan yang disampaikan.
UKRIDA dengan disemangati motto Lead To Impact terus meningkatkan kemampuan dan minat para mahasiswanya, termasuk dalam bidang penerjemahan bahasa.