Mari Berkenalan dengan Komputasi Awan

Publish by Humas  |  26 April 2021  |  20382

all sistem-informasi

Mengenal komputasi awan bersama Program Studi Sistem Informasi 

Komputasi awan atau ‘cloud computing’ sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, penamaannya saja yang unik sehingga menarik perhatian orang. Lalu apa yang membedakan komputasi awan dengan komputasi model konvensional yang selama ini kita pahami? Perbedaannya ada di penggunaan istilah ‘awan’ yang merepresentasikan jaringan internet, jadi pada komputasi awan, beban dan sumber-daya komputasi dipindahkan dari lokal komputer kita ke jaringan internet. Jaringan internet yang dimaksud disini adalah infrastruktur komputasi yang lokasi fisiknya berbeda dengan lokasi fisik pengguna (bisa lintas benua) sehingga dibutuhkan jaringan internet untuk dapat mengakses infrastruktur komputasi tersebut.

Masih bingung? Kita ambil contoh layanan komputasi awan yang paling banyak digunakan tapi seringkali tidak disadari sebagai sebuah layanan komputasi awan… Nama layanannya adalah email, siapa yang tidak mengenal email? Pertanyaannya, apakah jika kita selaku pengguna pribadi yang akan menggunakan layanan email harus berinvestasi dulu untuk infrastruktur email seperti server, storage, software aplikasi mail server, dsb? Jawabannya sudah pasti tidak, yang terjadi kita cukup menggunakan komputer kita sebagai terminal akses, memanfaatkan jaringan internet untuk selanjutnya terhubung dengan infrastruktur email server milik penyedia layanan email (Contoh: Gmail, Yahoo Mail, Hotmail), kita selaku pengguna tidak perlu tau atau ambil pusing dimana posisi lokasi fisik infrastruktur email server-nya, seperti apa konfigurasinya, sebaliknya kita sebagai pengguna hanya mau memastikan bahwa layanan email tersebut bisa diakses kapan saja saat dibutuhkan, reliabel dan aman.

Email adalah contoh solusi komputasi awan untuk kategori ‘software as a service’ (SaaS), masih banyak lagi contoh layanan komputasi awan yang masuk kategori SaaS yang tanpa sadar menjadi bagian dari aktivitas keseharian kita. Mulai dari layanan penyimpanan seperti Google Drive, DropBox; permainan (cloud gaming), streaming seperti YouTube, NetFlix; aplikasi produktivitas seperti Google Apps; aplikasi kolaborasi seperti video conference Zoom, GMeet, Webex; bahkan termasuk layanan media sosial seperti Facebook, Instagram dsb. Diluar dari kategori SaaS masih ada 2 jenis kategori lagi, yaitu ‘Infrastructure as a Service’ (IaaS) dan ‘Platform as a Service’ (PaaS). Khusus penggunaan kategori IaaS dan PaaS biasanya baru kita dijumpai spesifik untuk kebutuhan bisnis dan organisasional.

Bagaimana prospek bisnis komputaasi awan? Pastinya besar, karena saat ini di tahun 2021 sudah ada 2 pemain besar dunia yaitu Alibaba dan Google yang membuka datacenter-nya di Indonesia dan akan segera disusul 2 pemain besar lainnya yaitu Amazon AWS dan Microsoft. Para penyedia layanan komputasi awan kelas dunia ini melihat adanya potensi pasar besar di Indonesia karena pertumbuhan ekonomi digital Indonesia adalah no.1 di ASEAN. Ditambah lagi sejak pandemi, pemerintah mendorong UMKM digital sebagai ujung tombak untuk kembangkitan ekonomi nasional.

Program Studi Sistem Informasi melalui  salah satu peminatannya akan mempelajari teknologi virtualisasi yang menjadi dasar dari komputasi awan, termasuk implementasinya.

(https://www.liputan6.com/bisnis/read/4416390/indonesia-jadi-pasar-ekonomi-digital-terbesar-di-asia-tenggara)

Tertarik mempelajari lebih lanjut? Di program studi Sistem Informasi UKRIDA, terdapat peminatan bidang infrastruktur TI, peminatan ini tidak hanya mendalami serba-serbi seputar jaringan komputer, namun juga teknologi virtualisasi yang menjadi dasar dari komputasi awan, termasuk implementasinya untuk solusi disaster recovery organisasi. Mahasiswa akan diajak tidak hanya mengenal atau sebatas simulasi, tapi benar-benar real hands-on untuk mengimplementasikan teknologi yang dimaksud. Masih kurang? Program peminatan ini juga menawarkan opsi bagi mahasiswa untuk dapat mengambil program sertifikasi internasional komputasi awan dari Alibaba, yaitu ACA (Alibaba Cloud Associate) dan ACP (Alibaba Cloud Professional), bebas biaya karena sepenuhnya ditanggung oleh prodi bagi mahasiswa yang terpilih dan menunjukan komitmen, dosennya sendiri pastinya juga sudah tersertifikasi.

(Redaksi: Sistem Informasi UKRIDA)