Mengelola Bisnis dan Resiko Pada Masa Normal Baru

Publish by Humas  |  04 November 2020  |  18408

all manajemen magister-manajemen

Program Studi Magister Manajemen UKRIDA mengadakan webinar yang mempelajari cara perusahaan mengelola bisnis dan resiko pada masa normal baru pada Sabtu, 17 Oktober 2020.

Hingga Oktober 2020, pandemi Covid-19 belum memperlihatkan tren pemulihan. Menurut data dari situs web Kompas per 15 Oktober 2020 , masih ada 353.461 orang di Indonesia yang terinfeksi virus tersebut . Pemerintah ibukota Jakarta juga turut mengambil aksi PSBB Gelombang 2 yang sedikit banyak berdampak bagi perekonomian di berbagai sector, baik perusahaan komersil hingga komunitas social. Pernyataan mengejutkan datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memprediksi status perekonomian Indonesia akan -1,7 % sampai -0,6 persen. Hal inilah yang membuat banyak perusahaan meresponi situasi pandemi ini dengan mengambil resiko untuk mengganti atau mengubah strategi atau bidang bisnis mereka.

Program Studi Magister Manajemen UKRIDA mengadakan webinar yang mempelajari cara perusahaan mengelola bisnis dan resiko pada masa normal baru pada Sabtu, 17 Oktober 2020. Acara dibuka dengan kata sambutan dari dekan FEB, Dr. Melitina Tecoalu, SE, MM, CFP, yang dengan semangat mengapresiasi motivasi tinggi para peserta untuk belajar.

Pembicara pertama Ricardo Pardede, MH, CRMP, CIPMP, CRGP, QIA, CISCP, BCMCP, asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Resiko, memaparkan materi yang menghasilkan sebuah konklusi bahwa “untuk menghadapi turbulensi dalam bisnis, kita harus beradaptasi.“  

Dr. Ir. Rudolf  Lumban Tobing, MM, CRMO yang menyampaikan sesi ke-2 membahas peranan manajemen resiko dalam mengelola bisnis di situasi New Normal. Menurut beliau, dalam manajemen resiko di situasi adaptasi, kebiasaan baru sangat diperlukan yakni adanya perubahan mindset, culture dan strategi.

Sesi terakhir ‘Pemulihan Operasi Bisnis di Masa Pandemi’ dibawakan oleh Dr. Daud Setiawan, M.M. Salah satu pembahasan yang menarik di sesi ini yakni mengenai perubahan yang harus diubah, contohnya operasional, perubahan bisa dilakukan secara sementara, permanen ataupun fundamental.