UKRIDA Gelar Edufair 2014

Publish by Administrator  |  03 September 2014  |  11412

all

Suasana di Mal Puri Indah, tepatnya di Center Court 1, Selasa 12 Agustus 2014 terlihat berbeda. 

Ada yang tengah melakukan tes gula darah, kolesterol, dan EKG gratis kepada pengunjung, ada yang tengah mempertunjukkan kebolehan robot kecil hasil kreasinya, dan ada pula yang memberikan konsultasi psikologi ke sesama teman sebayanya yang bermasalah. Semua itu menandai gelaran Ukrida Edufair 2014, yang diadakan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sejak 12-17 Agustus 2014.  Melalui Edufair ini, Ukrida ingin menunjukkan segala hal positif yang sudah dilakukan oleh seluruh program studi yang ada. Yang lebih penting, perguruan tinggi ini ingin menunjukkan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses. "Kalau dijalankan dengan baik dan dengan visi yang jelas, maka proses itu akan menghasilkan sesuatu yang baik," jelas Rektor Ukrida, Dr. Aristarchus Sukarto. Universitas yang berdiri sejak 1967 itu memang tengah bangkit dan bertransformasi, dengan moto "being transform to win the future". Beberapa perubahan sudah dijalankan, misalnya, program baru konseling sebaya di Fakultas Psikologi, serta program bantuan rehabilitasi rumah, di jurusan Teknik Sipil. Lalu, universitas yang dikenal mampu menyiapkan mahasiswa kedokterannya menjadi dokter umum dalam 5 tahun ini pun sudah membuka program studi baru: Sastra Inggris. Tak hanya itu, program pengabdian masyarakat oleh Fakultas Kedokteran pun terus digelar dengan sebuah bus besar yang didesain khusus menjadi klinik berjalan. Ke depan, Ukrida bahkan akan membangun rumah sakit di dekat kampusnya, dan bakal membuka program S1 bidang Optometri yang pertama di Indonesia.Lewat Edufair, pihak Ukrida juga ingin menjelaskan kepada calon mahasiswa, terkait pilihan program studi yang punya masa depan menjanjikan. Menurut Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK), Prof. Dr. (Eng.) Drs. Erning Wihardjo, kebanyakan calon mahasiswa memilih jurusan karena mengikuti tren. Padahal, sekarang, yang sangat dibutuhkan salah satunya adalah sarjana sipil. Negeri ini sangat kekurangan sarjana teknik sipil. Sejak kuliah tingkat 3 mahasiswa sipil sudah 'dipesan' oleh pemberi kerja. "Gajinya, saya kira bisa dua kali lipat dibanding sarjana IT. Ada yang bekerja 3 tahun gajinya sudah Rp 10 juta," ujar Prof Erning. Ukrida Edufair 2014 juga diramaikan oleh pertunjukan dari The Overtunes dan Adera. (Sumber: Tempo)