Bebras Computational Thinking Challenge

Publish by Humas  |  22 Februari 2021

all informatika

Gerakan Pandai Seri 1 Computational Thinking Bebras Biro UKRIDA 

Gerakan Pandai Seri 1 Computational Thinking Bebras Biro UKRIDA merupakan serangkaian acara pelatihan yang diadakan oleh Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UKRIDA pada Sabtu, 6 Februari 2021. Acara ini diselenggarakan melalui platform Zoom yang berlangsung selama ± 2 jam. “Bebras Computational Thinking Challenge” diikuti  kurang lebih 250 peserta dari berbagai sekolah dan homeschooling yang berasal dari 20 kota (11 provinsi) dan 45% dari jenjang SD. Acara dibuka oleh Ibu Florensa Rosani (dosen Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UKRIDA) selaku moderator, dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Bpk. Oki Sunardi sebagai Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UKRIDA, Ibu Dr. Inggriani Liem sebagai ketua Bebras Indonesia dan Dr. dr. Wani Devita Gunardi, SpMK(K) sebagai rektor UKRIDA.

Terselenggaranya kegiatan ini bertujuan untuk membantu para pengajar (guru) dalam mengetahui bagaimana mengajar melalui  kurikulum berbasis Computational Thinking yang dapat diimplementasikan ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Penerapan kurikulum ini dilakukan untuk  membentuk siswa agar memiliki nilai pancasila, bernalar kritis dan kreatif.

 Acara ini juga mendapatkan dukungan dari Google.org yang memiliki misi untuk menebarkan dan mengajarkan penguasaan Computational Thinking (CT) kepada 22 juta siswa melalui 22.000 guru berbagai mata pelajaran di 22 daerah di Indonesia. Computational Thinking harus menjadi bagian dari semua mata pelajaran tanpa mengubah ciri khas dari mata pelajaran yang dipelajari.

Selanjutnya, materi disampaikan oleh Ibu Gisela Nina Sevani, S. Kom., M.Si., M. M. (Dosen Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UKRIDA). Computational Thinking dilatarbelakangi dengan kondisi masyarakat saat ini berada di dunia yang dipenuhi dengan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). VUCA adalah kondisi, permasalahan maupun pihak yang kita hadapi saat ini mengandung ketidakpastian, kompleksitas, tidak stabil dan dinamis.

Computational Thinking merupakan proses cara berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai karakteristik, dengan merumuskan masalah dengan alat yang tersedia, menganalisa data, berpikir secara logis dan algoritma, mengidentifikasi, menganalisis dan mengimplementasi jalan keluar dan menggeneralisasi serta mengubah cara penyelesaian masalah untuk masalah-masalah lainnya. Computational Thinking mendukung karakter dan sikap yang harus percaya diri dengan yakin dengan kompleksitas, persistence (tidak mudah menyerah dalam mencari solusi suatu permasalahan), toleransi dengan ambiguitas, dan perlunya komunikasi dengan orang sekitar untuk mencari solusi dari suatu permasalahan.

Computational Thinking mengajarkan siswa tidak harus menjadi seorang programming, melainkan membiasakan siswa untuk menggunakan alat-alat digital layaknya seperti scientist  dalam menyelesaikan masalah maupun hal yang berkaitan dengan mata pelajaran di sekolah. Acara berlangsung dengan kondusif dan peserta terlihat sangat antusias, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Seluruh peserta juga di fasilitasi  platform Google Classroom yang dapat digunakan untuk bertukar pendpat ataupun mengulang materi pembelajaran yang sudah diberikan .

Bebras merupakan suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mempromosikan Computational Thinking Challenge (berpikir yang berlandaskan teknik informatika). Awal mulanya Bebras merupakan kegiatan yang bersifat internasional, namun sejak Indonesia menjadi observer pada tahun 2016 dan Bebras pun diresmikan di Indonesia pada tahun 2017. Bebras Indonesia dikelola oleh tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) yang bermitra dengan 81 biro Perguruan Tinggi Bebras di seluruh Indonesia yang membantu mengimplementasikan dan membantu Gerakan Pandai.

Acara ini ditutup dengan doa yang dipandu oleh Ibu Florensa dan dilanjutkan dengan saling menyapa antar peserta.

=