Psyclops Part 2

Publish by Humas  |  18 November 2020

all psikologi

"Apakah Saya Terlalu Introvert untuk Dunia Ekstrovert?" menjadi topik yang diangkat dalam kegiatan Psyclops Webinar Part 2

Psyclops Webinar Part 2 ialah rangkaian webinar yang diselenggarakan oleh Lembaga Kemahasiswaan fakultas Psikologi UKRIDA (Universitas Kristen Krida Wacana) pada 24 Oktober 2020 mulai pukul 08.30 WIB melalui platform Zoom. Salah satu webinar berjudul "Apakah Saya Terlalu Introvert untuk Dunia Ekstrovert?" yang diikuti kurang lebih 79 peserta yang berasal dari mahasiswa UKRIDA maupun masyarakat umum. Acara ini dibuka oleh Febrin Annisa sebagai MC dari mahasiswa fakultas Psikologi angkatan 2019. Acara ini dibawakan oleh Cindy Arlinda, S.Psi. yang merupakan alumni dari mahasiswa fakultas Psikologi Angkatan 2014 dengan hangat.

Introvert atau Ekstovert merupakan salah satu kepribadian manusia yang dilihat dengan bagaimana seseorang berinteraksi dan bereaksi terhadap dunia. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh seorang Psikolog asal Swiss yang bernama Carl Gustav Jung. Introvert ialah seseorang mendapatkan energi dari dalam dirinya sedangkan ekstrovert sebaliknya.

Hal ini seringkali menjadi patokan untuk menilai kepribadian seseorang yang sesungguhnya. Hal ini disebut "labelling", yaitu pemberian cap terhadap seseorang. Seperti labelling yang biasa kita terima seperti seorang introvert ialah pemalu dan antisosial, sedangkan seorang yang ekstrovert ialah seorang yang mudah bergaul dengan orang lain dan selalu berada di keramaian. Ternyata, labelling memiliki dampak negatif terhadap diri seseorang. Dampak ini membuat seseorang menjadi membatasi dirinya dalam lingkungan, melewati peluang untuk berkembang dan memberikan penilaian yang salah pada diri seseorang.

Justru hal demikian tidak mempengaruhi apakah orang itu ekstrovert dan introvert. Cindy pun menggambarkannya melalui salah satu tokoh komedian di Indonesia yaitu Raditya Dika. Raditya Dika merupakan seorang yang introvert yang bisa terjun di dunia komedi, ini pastinya berpengaruh dengan communication skills. Hal ini dibuktikan bahwa hal ini tidak mempengaruhi seorang introvert untuk bisa tampil di publik. Dan juga Cindy mendeskripsikan dirinya yang juga seorang introvert, bahwa ia memerlukan waktu untuk menyiapkan terlebih dahulu sebagai pembawa acara dalam webinar ini seperti membaca jurnal terlebih dahulu.

Seringkali tipe kepribadian ini dijadikan sebagai patokan bagaimana diri seseorang. Hal demikian tidak bisa menjadi cara kita membaca karakter seseorang. Namun karakter seseorang yang sebenarnya dapat kita lihat dari bagaimana diri kita dalam sehari- hari dan juga cara kita bersosialisasi dengan di sekitar kita. Oleh karena itu, Cindy memberikan tips dan trik untuk mengabaikan labelling yang berada di sekitar kita. Tips dan triks yang diberikan yaitu kita belajar mengenali diri sendiri untuk mengetahui potensi diri kita lebih jauh, berhenti menyalahkan diri sendiri, berhenti untuk bersembunyi dibalik alasan seperti seorang introvert tidak bisa berbicara di depan umum dan meningkatkan skill.

Acara ini berjalan dengan kondusif dan para peserta webinar mengajukan pertanyaan kepada pembawa acara melalui situs Mentimeter. Banyak peserta yang berkomentar melalui Mentimeter bahwa pemaparan materi yang dibawakan menarik dan sangat mengedukasi para peserta webinar. Acara ini ditutup oleh sambutan MC yang menuntun peserta webinar untuk berpindah meeting room untuk menyaksikan closing ceremony.

"Yang aku dapetin dari webinar "Apakah Saya Terlalu Introvert untuk Dunia Ekstrovert?" itu, aku paham bahwa kepribadian kita dapat mempengaruhi bagaimana kita dalam kehidupan sosial, tetapi jangan jadikan kepribadian kita itu menjadi label bagi diri kita. Misalnya aku introvert, terus aku orang yang tidak gampang bergaul dengan orang lain. Itu sebenarnya bukan menjadi alasan karena kita introvert jadi tidak mudah bergaul dengan org lain, tapi dari kita tahu kepribadian kita ini. Kita dapat mengevaluasi diri dan fokus pada mengembangkan diri kita ke arah yang lebih baik daripada melabel diri kita negatif dari kepribadian kita ekstrovert/introvert.", pendapat Indriyani salah satu peserta webinar "Apakah Saya Terlalu Introvert untuk Dunia Ekstrovert?" adalah mahasiswa dari fakultas Psikologi UKRIDA angkatan 2019. "Kalau dari segi pembawaan materi udah bagus, kok terlihat juga pemateri menguasai materi yg dibawakan. Point lain yang saya suka cara pemateri menyampaikan isi materinya itu cara pembawaannya mudah dimengerti kayak anak muda gitu, ya karena memang masih muda dan masih S-1 sih, kadang cara pembawaan kayak gitu saya lebih bisa memahami. Kalau dari materinya ya, saya nggak bisa bilang dapat insight sih. Hal yang disampaikan sebenarnya saya sudah tahu dan sudah pernah baca di internet seperti kepribadian manusia itu ada spektrumnya nggak ada yg 100% intro atau ekstra. Contoh orang Introvert yg dikasih tahu kayak Raditya Dika saya sudah tahu kalau dia orangnya introvert, lalu labbeling tentang intro yg pemalu atau nggak bisa ngomong depan panggung atau ekstrovert yg ceria terus saya juga sudah mengerti. Kesimpulannya sih, intro dan ekstro hanya dari cara seseorang mengisi energinya saja.", ditambah oleh Calvin yang juga sebagai peserta webinar "Apakah Saya Terlalu Introvert untuk Dunia Ekstrovert?".

(C) Marketing-PR/Windy/Oktober020 

=