Pelatihan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Bersama BPBD DKI Jakarta

Publish by Humas  |  03 September 2019  |  11472

all

UKRIDA mengadakan pelatihan kesiapsiagaan penanggulangan bencana bersama BPBD DKI Jakarta.

Bencana tidak terlepas dari kehidupan manusia. Bencana bisa diakibatkan karena ulah manusia, seperti penebangan pohon secara brutal sehingga menyebabkan banjir, membuang sampah dengan sembarangan, pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan, dan masih banyak  lagi. Namun ada juga bencana yang ada di luar kendali manusia. Seperti contohnya gempa bumi. Mengingat bahwa Indonesia berada di kawasan lingkaran api atau ring of fire, dampak salah satunya adalah gempa bumi yang banyak terjadi.

Setiap bulan dari laporan BMKG setidaknya ada gempa bumi yang terjadi di Indonesia, baik magnitudo yang tinggi atau rendah. Hal ini pun juga tidak terkecuali bisa terjadi hingga berdampak di Jakarta. Mengantisipasi hal di rasa diperlukan pelatihan tanggap bencana di UKRIDA. Untuk itu diadakanlah pelatihan “Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana” yang dilakukan UKRIDA bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Acara yang dilakukan pada 27 Agustus ini diawali dengan sambutan dari Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana, Dra Mina Sulastri., MS. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa setelah pelatihan ini diharapkan  seluruh peserta mensosialisasikan ilmu yang di dapat kepada seluruh rekan-rekan yang ada. Peserta terdiri dari 32 orang yang berasal dari Unit yang berbeda. Di mulai dari BEM Universitas, Karyawan Unit Bangunan Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (UBK3), Satpam dan petugas kebersihan (Cleaning Service). 

Sambutan kedua adalah Bapak Embai Suhaimi, SE selaku Kepala Seksi Kesiapsiagaan yang memberikan wawasan mengenai pemetaan becana di DKI Jakarta.

Acara yang di mulai dari jam 09.00  WIB ini sangat menarik, karena tidak hanya teori saja tetapi juga dilakukan praktek dan simulasi bencana. Dari kesiapsiagaan, bagaimana kita bersikap ketika menghadapi gempa, respon kita dan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu lain. Tidak hanya menghadapi gempa saja, tetapi bagaimana kita melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan. Ada kalanya terlambat pemberian pertolongan akan memperlambat penyembuhan. Adakalanya juga apabila kita salah dalam memberikan pertolongan akan memburuk keadaan korban.

Dalam memberi pertolongan ada beberapa hal juga yang harus kita perhatikan sehingga kita tidak mencederai diri sendiri. Misalnya dalam mengangkat sesuatu, kita harus memperhatikan cara mengangkat yang benar, yang bertumpu pada paha dan bukan pada punggung kita. Selain itu perlunya pengunaan alat-alat sederhana disekitar kita apabila sedang membantu yang terluka. Belajar juga bagaimana menghadapi orang yang pingsan. Yang pertama adalah di tepuk pipinya untuk melihat kesadaran. Apabila masih tidak sadar maka lihat pernafasannya. Apabila di rasa nafas tidak begitu terasa maka di pompa di bagian dada dengan menggunakan kedua tangan. Pemberian nafas buatan tidak dianjurkan apabila belum pernah mendapatkan pelatihan. Jikapun harus dilakukan, dianjurkan memakai plastik, karena belum tentu si pemberi udara dalam kondisi yang baik dan sehat. Ada banyak hal yang dipelajari di jam yang sangat berharga tersebut. Ilmu-ilmu baru yang sangat memperlengkapi semua peserta.

Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada BPBD DKI Jakarta yang sudah dengan sukarela membantu, memperlengkapi kami dengan ilmu baru, skill yang bertambah. Semuanya akan dipakai dalam membantu sesama, dan melakukan kesiapsiagaan.