Sharing PMC UKRIDA: Panduan Praktis Mendirikan Jurnal Ilmiah Baru

Publish by Humas  |  27 November 2025  |  12

all sistem-informasi lppm

 Kamis, 20 November 2025, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UKRIDA melalui Unit Publication Management Center (PMC) mengadakan sesi berbagi bertajuk Zero to Publish: Panduan Komprehensif Mendirikan dan Menerbitkan Jurnal Ilmiah Baru – Part 1

Pada Kamis, 20 November 2025, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UKRIDA melalui Unit Publication Management Center (PMC) mengadakan sesi berbagi bertajuk Zero to Publish: Panduan Komprehensif Mendirikan dan Menerbitkan Jurnal Ilmiah Baru – Part 1. Acara yang berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting ini menghadirkan Cynthia Hayat, S.Kom., M.MSI selaku narasumber sekaligus Ketua PMC UKRIDA dan Dosen Program Studi Sistem Informasi, dengan moderator Dr. Ir. Iwan Aang Soenandi, M.T., IPU, ASEAN Eng. Sesi ini membahas langkah strategis dalam memulai pendirian jurnal ilmiah secara terstruktur dan berstandar akreditasi.

Ibu Cynthia menekankan bahwa urgensi pendirian jurnal baru semakin meningkat seiring pertumbuhan publikasi ilmiah yang tidak sebanding dengan kapasitas jurnal yang tersedia. Keterbatasan ruang publikasi dan lonjakan permintaan artikel yang bersifat eksponensial menuntut hadirnya lebih banyak jurnal kredibel. Pada bagian awal, peserta diperkenalkan pada cara menentukan identitas dan konsep jurnal, mulai dari pemilihan nama yang unik, representatif, serta tidak terlalu generik, hingga pengecekan ketersediaan nama pada Google Scholar, SINTA, dan DOAJ. Penentuan scope dan focus juga menjadi aspek penting untuk menjamin diferensiasi dan percepatan indeksasi, misalnya dengan memilih domain inti, metodologi relevan, hingga aplikasi spesifik yang sesuai bidang keilmuan.

Selanjutnya, peserta mempelajari struktur organisasi pengelola jurnal sebagai fondasi kualitas editorial. Struktur ini mencakup peran strategis seperti editor-in-chief, managing editor, section editor, technical editor, hingga reviewer yang berfungsi menjaga standar ilmiah dan objektivitas penilaian. Tahapan ini menentukan kredibilitas, ritme penerbitan, serta keberlanjutan jurnal.

Pada bagian ketiga, Ibu Cynthia menjelaskan pentingnya perancangan peraturan dan template publikasi. Author guideline diperlukan untuk memastikan konsistensi teknis, mulai dari format artikel, standar penyajian data, pernyataan orisinalitas, hingga conflict of interest. Penentuan gaya sitasi seperti APA, IEEE, Vancouver, atau Chicago serta pilihan template (Word atau LaTeX) juga menjadi langkah penting. Kebijakan peer review (single blind atau double blind) dan penggunaan perangkat penyaringan plagiarisme turut digarisbawahi, dengan rekomendasi batas kemiripan di bawah 20%.

Melalui sesi ini, peserta yang disemangati moto Lead to Impact memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai fondasi pendirian jurnal ilmiah yang kredibel, terstruktur, dan selaras dengan standar indeksasi nasional maupun internasional. Acara ditutup dengan penekanan bahwa keberhasilan jurnal tidak hanya bergantung pada konten ilmiah, tetapi juga tata kelola yang profesional dan berkelanjutan.

 

 Theresia Selli - 312019028