Kuliah Umum Seri 2 Keinsinyuran FTC–PSPPI UKRIDA: Menumbuhkan Etika, Profesionalisme, dan Green Engineering di Era Industri
Fakultas Teknologi Cerdas (FTC) bersama PSPPI UKRIDA dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) kembali menyelenggarakan Seri Kuliah Umum Seri 2 paada Sabtu, 8 November 2025, pukul 09.00–12.00 WIB secara hybrid, onsite di Auditorium Kampus 1 UKRIDA dan online melalui Zoom.
Fakultas Teknologi Cerdas (FTC) bersama Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) kembali menyelenggarakan Seri Kuliah Umum Keinsinyuran sebagai lanjutan dari seri pertama bulan sebelumnya. Dengan tema “Implementasi Budaya Profesional dan Green Mindset dalam Praktik Keinsinyuran dari Kode Etik Hingga Penerapan K3L,” kegiatan ini berlangsung Sabtu, 8 November 2025, pukul 09.00–12.00 WIB secara hybrid, onsite di Auditorium Kampus 1 UKRIDA dan online melalui Zoom. Kuliah umum ini diikuti mahasiswa/i PSPPI dan lintas angkatan.
Dalam sambutan Kuliah Umum, Ir. Yusak Sutikno, S.T., M.T., IPM. (Ketua Program Studi Program Profesi Insinyur) menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat menjadi bekal portofolio berharga bagi mahasiswa S1 yang nantinya ingin melanjutkan ke jenjang profesi. Acara ini menghadirkan para senior yang akan berbagi pengalaman tentang bagaimana menerapkan tidak hanya pengetahuan akademik, tetapi juga berbagai soft skill yang justru paling sering digunakan di dunia kerja. Melalui kesempatan ini, para peserta diajak untuk belajar memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang mungkin tidak secara langsung diperoleh di bangku perkuliahan, namun sangat penting dalam praktik profesional.
Sementara itu, turut hadir Dr. Ir. Amelia Yuwono, S.T., S.Kom., M.T., IPM sebagai moderator acara membuka kegiatan dengan sambutan mengenai pentingnya mempersiapkan calon insinyur yang menguasai etika dan tanggung jawab moral profesi. Tujuan utama acara ini adalah menghadirkan wawasan mengenai kode etik keinsinyuran, profesionalisme, K3L, green engineering, dan relevansinya dengan dunia industri.
Pembicara utama, Dr. Ir. Elkana Timotius, S.T., MM., MT., IPU (Direktur PT Rodalink Indo Tama Polygon), memulai materi dengan pertanyaan pemantik: “Apa bedanya sarjana teknik dan insinyur?” Beliau menjelaskan, “kalau insinyur harus lulus sarjana teknik dan ada portofolio bahwa telah mengaplikasikan ilmu sarjana tekniknya selama ini. Jadi insinyur adalah sebuah pengakuan bahwa teman-teman adalah sarjana teknik yang betul-betul menerapkan ilmunya.” Dilihat dari sejarah teknik, UKRIDA mengucap syukur karena dari The Big 5 Engineering tertua di dunia, tiga program studi di antaranya terdapat di kampus UKRIDA, dan semua keilmuan teknik sangat memberikan manfaat serta merubah masalah menjadi solusi.”
Mengenai kode etik, beliau menegaskan, “Kode etik profesi seringkali menjadi dilema dalam dunia nyata, karena dalam kode profesi seringkali berlawanan dengan logika dan hati nurani kita sebagai manusia.” Dr. Elkana kemudian merangkum prinsip tersebut melalui pernyataannya, “Professionalism = competence + ethics = care for people and planet,” yang menjadi pengingat bahwa professional engineers tidak hanya dituntut memiliki kompetensi teknis, tetapi juga etika dalam bekerja. Hal ini selaras dengan K3L yaitu Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan sebagai landasan penting dalam mencegah kecelakaan, melindungi manusia, dan menjaga lingkungan.
Dalam pembahasan green engineering, beliau menyampaikan, “Green engineer bukan cuma slogan, tapi ketika kita mampu membangun competitive advantage program dan nantinya bisa terlibat dalam Net Zero Emission,” yang menggambarkan bahwa prinsip ramah lingkungan membutuhkan kemampuan strategis seorang engineer. Ia menutup dengan prinsip, “Pada prinsipnya adalah bagaimana kita menerapkan green mindset. Jadi jangan hanya fokus pada efisiensi dan inovasi produk, tapi harus bisa membuat produk yang bermanfaat bagi orang lain karena Professional Engineers are not just problem solvers, but value builders.” Menutup sesi, beliau memberi pertanyaan refleksi, “Habit apa yang akan kalian sebagai mahasiswa terapkan saat ini?” sebagai ajakan mengubah kebiasaan menjadi lebih etis dan bertanggung jawab.
Acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Moderator Dr. Amelia menutup dengan penguatan, “Jadi semua harus ada learning point-nya, cari solusinya. Walau sekalipun ada kegagalan, pasti ada solusi dan impactful untuk ke depannya.” Kegiatan diakhiri dengan sesi dokumentasi. Melalui kuliah umum yang dilandasi semangat Lead to Impact, FTC dan PSPPI UKRIDA kembali menegaskan komitmennya membentuk insinyur masa depan yang berkompeten, beretika, peduli lingkungan, dan berdampak nyata bagi bangsa.
Deborah Vemi - 712023011

