Lewat Kuliah Umum Hybrid, PSPPI UKRIDA Siapkan Insinyur Masa Depan Sebagai Aktor Utama Pembangunan Nasional Beretika Tinggi
Sabtu, 25 Oktober 2025, Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) mengadakan Kuliah Umum pertama sejak berdirinya PSPPI
Sabtu, 25 Oktober 2025, Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) mengadakan Kuliah Umum pertama sejak berdirinya PSPPI secara hybrid, yang dihadiri oleh Ir. Yusak Sutikno, S.T., M.T., IPM sebagai Ketua Program Studi PSPPI, mahasiswa, dan dosen PSPPI. Acara ini semakin menarik dengan kehadiran 2 (dua) narasumber ahli, yaitu Kolonel Elektronika Ir. Harry C. Wijaya K., S.T., M.T., M.Tr.SOU., M.Han (SPU)., IPM., ASEAN Eng., APEC Eng., Ph.D (Can’d) selaku Kepala Dinas Pembinaan Mental Angkatan Depo Pemeliharaan 20 Republik Indonesia dan Dr. Ir. Zaenal Muttaqien, S.T., S.E., S.Pd., M.T., IPU., ASEAN Eng., ACPE., APEC Eng selaku Anggota Majelis Uji Kompetensi, Badan Keahlian Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia (MUK BKTI-PII) Jakarta.Acara dipandu secara profesional oleh Dr. Ir. Amelia Yuwono, S.T., S.Kom., M.T., IPM selaku salah satu dosen PSPPI UKRIDA.
Sebagai narasumber pertama, Kolonel Elektronika Harry C. Wijaya, yang mengikuti acara secara online dari Australia, membahas Kode Etik dan Profesionalisme di TNI Angkatan Udara. Beliau menjelaskan bahwa operasi TNI AU didasari oleh perpaduan disiplin militer (Sapta Marga dan disiplin tinggi) serta standar profesionalisme teknis yang setara dengan profesi insinyur. Setiap personel, mulai dari penerbang hingga Korps Elektronik, dituntut menguasai keahlian teknis presisi termasuk avionik, radar, dan pemeliharaan pesawat sambil menerapkan Safety Management System (SMS) yang menekankan keselamatan nasional.
Namun, tantangan utama muncul dari celah kompetensi teknis di lapangan, antara lain: penguasaan perangkat lunak dan pengisian data teknis (Technical and Data Design System / TDDS) yang masih perlu ditingkatkan, standarisasi dokumentasi yang belum memadai, dan budaya keselamatan yang cenderung reaktif.
Selain itu, terdapat isu krusial terkait keamanan komunikasi, dimana duplikasi perangkat dapat mengancam integritas operasi. Oleh karena itu, Kolonel Harry menekankan perlunya pelatihan intensif TDDS, audit keamanan komunikasi, dan perbaikan kebijakan kerja untuk membangun budaya keselamatan yang proaktif. Langkah-langkah ini tidak hanya akan memastikan disiplin, tetapi juga menjadikan TNI AU unggul secara teknologi dan siap menghadapi ancaman modern.
Sementara itu, narasumber kedua, Dr. Ir. Zaenal Muttaqien, hadir secara onsite untuk membahas Implementasi Kode Etik Keinsinyuran, Profesionalisme, K3L, dan Green Engineering di tempat kerja. Beliau menekankan bahwa di era modern, insinyur tidak hanya menciptakan teknologi, tetapi juga bertanggung jawab atas keselamatan, kesejahteraan, dan kemaslahatan masyarakat. Sistem pencegahan malpraktik menjadi kebutuhan penting, dan UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran menetapkan sertifikasi serta registrasi insinyur untuk memastikan praktik keinsinyuran berlangsung secara profesional, beretika, dan berstandar tinggi, sekaligus memberikan perlindungan hukum bagi pengguna jasa.
Insinyur, sebagai profesional lulusan Program Profesi Insinyur, menggabungkan ilmu, teknologi, dan kepakaran untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Praktik keinsinyuran meliputi penelitian, konsultansi, konstruksi, manajemen industri, hingga pengelolaan sumber daya alam, dengan tanggung jawab penuh atas keselamatan dan kualitas.
Dr. Ir. Zaenal juga menyampaikan sejak 1952, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menjadi pusat Engineering Excellence di tanah air dengan peran strategis yang mencakup: sertifikasi dan pembinaan kompetensi insinyur, pelatihan dan pemetaan SDM, mendukung pembangunan berkelanjutan, serta menguatkan posisi insinyur Indonesia di kancah internasional
Dengan lebih dari 33.000 anggota di seluruh Indonesia, PII konsisten menjaga standar profesional insinyur. Dr. Ir. Zaenal menekankan bahwa etika menjadi landasan moral, sementara profesionalisme menuntut kepatuhan pada kode etik, keselamatan kerja, dan perlindungan lingkungan. Dengan pendidikan, sertifikasi, pengalaman industri, dan etika yang terpadu, insinyur Indonesia siap menjadi aktor utama pembangunan nasional yang inovatif, bertanggung jawab, dan kompetitif secara global.
Melalui pendidikan, sertifikasi, pengalaman industri, etika yang terpadu dan semangat Lead to Impact, PSPPI UKRIDA siap menjadi aktor utama pembangunan nasional yang inovatif, bertanggung jawab, kompetitif secara global, serta dapat menciptakan dampak nyata bagi masyarakat dan bangsa.
Indri Torus - Unit Pemasaran Humas & Admisi





