Webinar Nasional FKIK UKRIDA Bahas Pemanfaatan AI untuk Penanganan Pneumonia dan Tuberkulosis pada Pasien Diabetes Mellitus
ForKom FKIK BK-PKTI Kristen di Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UKRIDA menyelenggaraan Webinar Nasional secara daring melalui Zoom Meeting pada Sabtu, 18 Oktober 2025
Forum Komunikasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi (ForKom FKIK BK-PKTI) Kristen di Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UKRIDA kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi bagi dunia kesehatan melalui penyelenggaraan Webinar Nasional bertema “A to Z Modality of Pneumonia and Tuberculosis Complication in Diabetes Mellitus and Management (From Diagnosis & Therapy)”. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting pada Sabtu, 18 Oktober 2025 dan diikuti oleh mahasiswa, dosen, serta tenaga medis dari berbagai institusi di Indonesia.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.Sp An-Ti, Subsp N An (K), Subsp M.N (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Petra. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa webinar ini merupakan bentuk kontribusi nyata tenaga medis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pneumonia dan tuberkulosis, 2 (dua) penyakit yang kini dapat didiagnosis dan diterapi dengan bantuan kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, pemanfaatan AI menjadi langkah strategis dalam mempercepat penanganan pasien sekaligus meningkatkan akurasi diagnosis.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Dr. dr. Salmon Charles P. T. Siahaan, Sp.OG, Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ciputra. Ia menekankan bahwa kehadiran AI bukan untuk menggantikan tenaga medis, melainkan sebagai alat bantu yang memperkuat kolaborasi manusia dan teknologi dalam menghadirkan layanan kesehatan yang lebih cepat dan tepat.
Rangkaian materi dimulai dengan pemaparan dari dr. Chrispian Oktafbipian Mamudi, SpPD-KPMK, FINASIM (Dosen FKIK UKRIDA) yang membahas hubungan 2 (dua) arah antara diabetes mellitus dan tuberkulosis. Ia menjelaskan bahwa pasien diabetes memiliki risiko dua hingga tiga kali lebih tinggi untuk mengalami TB aktif, dan sebaliknya, infeksi TB dapat memperburuk kontrol gula darah. AI berperan penting dalam mempercepat diagnosis serta memantau kepatuhan terapi melalui sistem telehealth.
Pembicara kedua, dr. Risa Natalia Siburian, Sp.P (FK Ciputra) memaparkan pentingnya vaksin BCG sebagai langkah pencegahan dini dan strategi kebijakan kesehatan masyarakat dan dr. Lidya Handayani, M.Ked.Klin, Sp.Mk, Ph.D turut menjelaskan tentang AI Test TB dan bagaimana teknologi ini mampu meningkatkan deteksi dini TB melalui analisis radiografi berbantuan komputer yang kini direkomendasikan WHO.
Sementara pandangan dari sisi teknologi dipaparkan oleh Dr. Endah Kristiani, ST, MT (Program Studi Komputasi dan Sistem Cerdas (Informatika)) UKRIDA sebagai pembicara keempat yang memaparkan peran machine learning dalam diagnosis tuberkulosis paru melalui anotasi citra medis berkualitas tinggi, serta sebagai pembicara kelima yaitu Cynthia Hayat, S.Kom., M.MSI (Program Studi Pengalaman Digital Cerdas dan Inovasi (Sistem Informasi)) UKRIDA yang membahas Explainable AI (XAI) sebagai alat klinis untuk menafsirkan penyakit pneumonia secara transparan dan etis.
Melalui webinar nasional ini, para peserta mendapatkan wawasan menyeluruh tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat berperan sebagai mitra strategis bagi tenaga medis dalam mendukung diagnosis dini, efektivitas terapi, dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, serta menjadi langkah nyata UKRIDA dan mitra akademiknya dalam mewujudkan layanan kesehatan yang cerdas, akurat, dan berorientasi pada kemanusiaan yang selaras dengan semangat Lead to Impact.
Theresia Selli - 312019028






