Belajar Bareng CEO dan GM: Menjadi Pemimpin yang Adaptif di Era AI
Kamis, 2 Oktober 2025, Unit Kemitraan dan Hubungan Internasional berkolaborasi dengan Unit Alumni dan Pusat Karier Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) kembali menyelenggarakan acara Belajar Bareng CEO dan GM 2025 yang mengangkat tema Leading to IMPACT.
Kamis, 2 Oktober 2025, Unit Kemitraan dan Hubungan Internasional berkolaborasi dengan Unit Alumni dan Pusat Karier Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) kembali menyelenggarakan acara Belajar Bareng CEO dan GM 2025 yang mengangkat tema Leading to IMPACT. Sesi pertama dari rangkaian kegiatan ini bertema “AI vs Workforce – Who Comes on Top?” yang bertempat di Auditorium Kampus 1 UKRIDA, dan dihadiri oleh 153 peserta, baik secara luring maupun daring, yang antusias mengikuti jalannya diskusi.
Kegiatan ini menghadirkan 2 (dua) narasumber hebat dan inspiratif dari mitra dunia usaha, yaitu Herman Cahyadi (Head of People Gojek), dan Cary Piantono (Chief Risk Officer DANA), yang berbagi wawasan mendalam tentang tantangan serta peluang kolaborasi antara kecerdasan buatan dan tenaga kerja manusia di era digital. Belajar Bareng CEO dan GM tahun ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa UKRIDA, tetapi juga turut mengundang mahasiswa dari Matana University yang hadir secara daring, sebagai bentuk kolaborasi aktif antara 2 (dua) institusi.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari dr. Theresia Citraningtyas Budianta, MWH, Ph.D., Sp.KJ, selaku Wakil Rektor III Bidang Mahasiswa, Alumni, Kerjasama, dan Kewirausahaan. Dalam sambutannya, dr. Citra menyampaikan pesan reflektif bahwa “AI mungkin tidak akan menggantikan manusia secara langsung. Tetapi orang yang tidak menggunakan AI justru akan tergantikan oleh mereka yang menggunakannya. Kita tentunya ingin tetap otentik. Di sesi ini kita bisa belajar banyak untuk meningkatkan diri kita lebih jauh.”
Pesan tersebut menjadi pengingat penting bagi para peserta akan perlunya beradaptasi di era digital tanpa kehilangan jati diri. Beliau juga memberikan apresiasi kepada Matana University atas partisipasi dan kolaborasi aktif dalam kegiatan ini, yang memperkuat semangat sinergi antar perguruan tinggi dalam membangun kesiapan generasi muda menghadapi masa depan dunia kerja berbasis teknologi.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Dr. Gisela Nina Sevani, S.Kom., M.Si., M.M. Salah satu narasumber yakni Herman Cahyadi mengingatkan pentingnya bersikap kritis terhadap jawaban AI, “AI memang membantu, tapi jawaban manusia tetap menjadi kunci.” Sementara itu, Cary Piantono menambahkan bahwa AI tidak selalu benar dan berisiko bias.
Dalam sesi diskusi, para narasumber menyoroti tantangan nyata yang dihadapi dunia kerja di tengah kemajuan teknologi. Cary Piantono menekankan bahwa banyak pekerjaan berpotensi tergantikan oleh AI, sehingga upskilling menjadi kunci agar tetap dapat bersaing. “Ilmu cepat usang. Misalnya, pekerjaan customer service bisa jauh lebih efisien dengan bantuan AI,” ujarnya. Sementara itu, Herman Cahyadi menambahkan bahwa kemampuan beradaptasi menjadi faktor pembeda utama di setiap era. “Setiap masa punya zamannya. Mau belajar atau tidak, itu yang membedakan,” tegasnya.
Menjawab pertanyaan tentang cara mahasiswa mempersiapkan diri, Herman menyoroti pentingnya kemampuan problem solving, sedangkan Cary menekankan semangat belajar yang berkelanjutan. Ia mengingatkan bahwa “Bukan hanya IPK cumlaude, tetapi sikap dan keinginan untuk berkembang yang dicari oleh perusahaan.” Pesan keduanya menjadi dorongan kuat bagi mahasiswa untuk tidak hanya berfokus pada nilai akademik, tetapi juga pada pengembangan diri secara holistik agar mampu bersaing di era AI.
Belajar Bareng CEO & GM 2025: Leading to IMPACT tidak hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan jiwa inovatif dan kolaboratif di kalangan mahasiswa. Sejalan dengan semangat Lead to Impact, acara ini diharapkan mampu menginspirasi mahasiswa UKRIDA untuk terus bertumbuh, beradaptasi, serta mengintegrasikan kecerdasan buatan secara bijak dalam kehidupan akademik dan profesional. Dengan jiwa kepemimpinan yang berdampak, mereka didorong untuk menjadi agen perubahan yang siap menghadapi tantangan masa depan sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Alexandra Gabriela - 412023004