UKRIDA Bahas Persiapan Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Berkualitas
Unit Pengembangan Materi dan Inovasi Pembelajaran menyelenggarakan seminar dengan topik “Pelatihan Kesiapan Pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh” bersama Dra. Rahayu Dwi Riyanti, M.A., Direktur ICE Institute pada Jumat, 13 Juni 2025
Kini di tengah perkembangan dunia digital yang kian pesat, Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hadir sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan pengetahuan tanpa terhalang waktu dan tempat. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen bersama, UKRIDA, yang tengah mempersiapkan program Pendidikan Jarak Jauh, menyelenggarakan seminar dengan topik “Pelatihan Kesiapan Pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh” bersama seorang pakar yang telah berpengalaman di bidangnya selama lebih dari 15 tahun yaitu Dra. Rahayu Dwi Riyanti, M.A., Direktur ICE Institute.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Pengembangan Materi dan Inovasi Pembelajaran (PMIP) pada Jumat, 13 Juni 2025 tersebut dihadiri oleh Dr. Ir. Oki Sunardi, S.T., M.M., IPM, ASEAN Eng selaku Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Inovasi UKRIDA, William Gunawan S.Psi., M.Min., M.Si., Ph.D., CLC. selaku Dekan Fakultas Psikologi (FPsi), Dr. Diana Frederica S.E., M.Ak., CFP®., CHCP-A selaku Dekan Ekonomi dan Bisnis (FEB), Ira Rasikawati, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISH), beserta ketua prodi, unit, dosen dan staf lainnya.
Dr. Ir. Oki Sunardi memberikan sambutan yang menekankan pentingnya teknologi pendidikan dan transformasi pendidikan di era digital. “PJJ bukan lagi sekadar tren, melainkan suatu kebutuhan yang harus dipersiapkan dengan baik,” jelasnya. Selanjutnya, Prof. Johana E. Prawitasari, Ph.D., selaku Kepala Unit Pengembangan Kurikulum dan Program Studi juga menambahkan bahwa pelatihan kali ini merupakan langkah konkret yang tidak hanya sebagai pengetahuan semata namun juga salah satu upaya terkait pengembangan PJJ yang optimal.
“Prodi PJJ perlu memiliki kualitas yang sama dengan prodi tatap muka lainnya,” ujar Dra. Riyanti mengawali pelatihan bersama para dosen di Ruang A7RES2, Kampus I UKRIDA. Beliau menjelaskan bahwa untuk membuka program studi PJJ, harus ada program studi tatap muka yang sudah terakreditasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kualitas pendidikan PJJ tidak timpang secara kualitas dengan pendidikan tatap muka. Ia juga memaparkan bahwa pengelola PJJ harus memiliki kualifikasi yang sesuai dan memenuhi berbagai syarat yang ditetapkan.
Berdasarkan pengalamannya sebagai peninjau proposal hibah Inovasi Pembelajaran Digital 2020 lalu, beliau juga mengingatkan agar lebih memperhatikan infrastruktur digital yang akan digunakan. Pengembangan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) harus direncanakan secara matang sejak dini karena memiliki risiko yang cukup besar. Menurutnya meskipun PJJ memungkinkan perolehan mahasiswa tanpa investasi gedung dan fasilitas fisik, namun infrastruktur teknologi seperti server dan jaringan internet yang kuat merupakan investasi utama yang harus diperkuat di kampus pusat.
"Ketika sistem online mengalami lonjakan pengguna hingga 200 mahasiswa tambahan, apakah server masih mampu beroperasi optimal?” ucapnya. Pertanyaan ini menjadi krusial mengingat pengalaman dari beliau yang kerap kali mengalami gangguan pembelajaran daring khususnya pada setiap awal semester atau awal tutorial. “Hal ini disebabkan karena ribuan mahasiswa yang mengakses sistem secara bersamaan dalam waktu yang sama, menyebabkan server down selama beberapa jam, bahkan satu hingga dua hari,” sambungnya.
Dra. Riyanti juga memberikan catatan penting terkait adanya penambahan mahasiswa PJJ yang perlu seimbang dengan kapasitas server di kampus pusat sehingga tidak mengalami gangguan yang merugikan proses pembelajaran. Di akhir pertemuan, beliau mengingatkan bahwa dalam pelaksanaan PJJ khususnya interaksi antara dosen dan mahasiswa harus tetap terjaga, meskipun dilakukan secara daring. UKRIDA dengan semangat Lead to Impact terus berupaya mengembangkan sistem pendidikan yang unggul, inklusif, serta terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat di era digital.
Madeleine Natasya - Unit PHA