Mengenal Profesi Perawat di Jerman dan Jepang

Publish by Humas  |  31 Mei 2022  |  31158

all keperawatan

Himpunan Mahasiswa Keperawatan UKRIDA mengadakan Webinar tentang pengalaman perawat bekerja di Jerman dan Jepang.

Himpunan Mahasiswa Keperawatan UKRIDA mengadakan Webinar tentang pengalaman perawat bekerja di Jerman dan Jepang. Webinar dipandu oleh Yosi Marin Marpaung, S.KM, M.Sc. dilanjutkan dengan cerita pengalaman oleh Ns. Henny Silalahi, S.Kep., M.A., perawat Indonesia yang bekerja di Jerman.

Beliau menjelaskan mengenai macam-macam rumah sakit dan panti yang cocok untuk fresh graduate atau perawat yang ingin bekerja overseas di Jerman, dimana empat diantaranya Rumah Sakit “Krankenhaus”, Panti Lansia “Pflegeheim”, Home Care “Ambulante Pflege”, dan Panti Handicap.

Ns. Henny juga menginformasikan bahwa gaji bersih yang didapat cukup menggiurkan, yaitu sekitar 25 juta rupiah hingga 32 juta rupiah (1620€ sampai 2100€). Dalam sesi ini juga disampaikan beberapa benefit lainnya jika menempuh studi di Jerman, seperti biaya kuliah gratis, kualitas pendidikan taraf internasional, part time job yang disediakan, serta sistem pendidikan yang aktif dan mandiri, jaminan kesejahteraan sosial yang dilindungi dengan Undang-Undang tenaga kerja.

Dari benefit tersebut, beberapa ketentuan yang harus dipenuhi jika ingin menjadi perawat di Jerman:

  1. Semangat dan kemauan yang tinggi,
  2. Sertifikat B1 untuk apply visa dan level B2 Ujian Bahasa Jerman,
  3. Memiliki Ijazah D3/S1 Keperawatan atau memiliki pengalaman teori dan praktik dalam kurun waktu tiga Tahun,
  4. Mengenal dunia keperawatan Jerman secara komprehensif, baik dalam teori maupun praktik,
  5. Update informasi tentang Jerman.


Selanjutnya Narasumber kedua, yaitu Ns. Sora Sinulingga, AMK.,  perawat Indonesia yang bekerja di Jepang memberikan informasi terkait beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu verifikasi dokumen, tes tertulis dan psikotes, Interview, tes kesehatan, dan proses matching.

Terdapat tahapan verifikasi ijazah D3 dan S1 Keperawatan, dimana jika merupakan lulusan non keperawatan dapat menunjukkan sertifikat careworker dari lembaga pelatihan, dan wajib memiliki sertifikat N5 berbahasa Jepang, yang diperoleh melalui tes tertulis yang berisikan uji kompetensi keperawatan dan tes psikotes secara umum di Indonesia; interview yang dilakukan oleh orang Jepang langsung namun didampingi oleh translator dari Indonesia; tes kesehatan di rumah sakit di Indonesia; dan proses matching yang dilakukan secara mutualisme dimana kita mengajukan dan dari rumah sakit Jepang yang akan memilih.