Mendengarkan Bukan Sekadar Mendengar

Publish by Humas  |  02 Maret 2022

all

Bicara Saja Salah Mendengar Saja Juga Salah, Jadi?

Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan hubungan dengan sesamanya melalui komunikasi. Di titik ini sering timbul masalah, karena ternyata sebenarnya diantara mereka hanya berbicara dan bukan berkomunikasi sehingga tidak efektif. Di lingkup keluarga pun sering terjadi masalah dalam berkomunikasi, suami dengan istri, orangtua dengan anak, atau diantara anak-anak. Ternyata berkomunikasi tidaklah sesederhana yang dibayangkan, terlebih ketika diantara yang berkomunikasi tidak saling memahami apa yang dimaksud. Ada faktor penting yang terlupakan oleh pihak yang berbicara dan yang mendengar, sehingga berakibat salah paham ataupun miskomunikasi.

UKRIDA berkolaborasi dengan SMAK Penabur Kota Wisata, mendiskusikan masalah yang sering timbul dalam berkomunikasi, terlebih antara orangtua dengan anak yang diadakan pada hari Sabtu, 26 Februari 2022. Dr. Evans Garey, M. Psi., dosen Fakultas Psikologi UKRIDA melayani sebagai fasilitator dalam diskusi ini. Acara ini menjadi sedemikian menarik karena dalam materinya ada latihan bagaimana mendengarkan dengan empati, dan inilah faktor yang sangat penting dalam berkomunikasi. Selain itu juga ada “studi kasus” tentang seharusnya semua pihak saling memahami situasi masing-masing, misalnya orangtua memahami kondisi anak, sebaliknya anak juga memahami kondisi orangtuanya, karena pada dasarnya setiap orang butuh untuk didengarkan.

Orang tua memahami kondisi anak, sebaliknya anak juga memahami kondisi orangtuanya, karena pada dasarnya setiap orang butuh untuk didengarkan

Dalam sesi ini fasilitator membagikan beberapa tips guna menyikapi situasi tertentu dalam relasi orangtua dengan anak remaja. Beberapa diantaranya adalah situasi yang tidak kondusif karena gejolak emosi dari anak memancing emosi orangtua. Misalnya anak remaja merespon perkataan orangtua dengan sikap acuh dan sinis. Dalam situasi ini tips yang dibagikan adalah mengingatkan, bahwa orangtua perlu mengelola emosi terlebih yang dihadapi adalah anaknya. Kemudian dalam hal anak remaja memiliki keinginan untuk mandiri serta memiliki privasi tanpa campur tangan orangtua, tetapi orangtua terlalu mengkhawatirkan kemandirian anak. Disini tips yang dibagikan adalah kembangkan rasa saling percaya, buat aturan dan kesepakatan bersama, serta lebih mengajak berdiskusi daripada memberi instruksi. Jadi relasi yang baik dalam keluarga memang sangat diperlukan, antara lain melalui komunikasi yang baik, dan komunikasi yang baik juga didukung oleh sikap bukan sekadar mendengar tetapi mendengarkan. 

Tips khusus yang diberikan oleh Paul David Tripp, seorang rohaniawan dan penulis, yaitu “Saya adalah orangtua dari seorang remaja. Ini adalah pekerjaan yang paling penting yang pernah saya miliki. Hal lain yang saya lakukan untuk mencari nafkah adalah nomor dua”. 

=