Dunia Teknologi Informasi butuh Sentuhan Kaum Wanita

Publish by Humas  |  22 Maret 2021

all sistem-informasi

Tren pertumbuhan industri 4.0 dan kondisi pandemik mengajarkan bahwa dunia teknologi informasi juga butuh sentuhan kaum wanita jika ingin maju dan bertahan.

Pada tanggal 8 Maret yang lalu kita baru saja memperingati International Women's Day, yang menarik di hari spesial tersebut tidak hanya bicara tentang kesetaraan gender tapi juga merayakan pencapaian dan prestasi nyata kaum wanita di berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, budaya dan politik. Semakin banyak nama-nama yang menambah daftar sukses kaum wanita yang secara tersirat dan terus-menerus memberi pesan positif kepada kaumnya bahwa 'you're stronger than you think."

Di bidang teknologi informasi walaupun trend-nya masih di dominasi oleh kaum pria, namun perlahan dan pasti mulai banyak muncul nama-nama para Kartini baik sebagai founder, CEO dan posisi strategis lainnya di level nasional maupun internasional. Apa hal tersirat lain yang coba disampaikan disini? Bahwa pengakuan kesetaraan gender tidak cukup hanya dalam bentuk tuntutan atau kampanye, namun dalam wujud karya nyata di bidangnya.

Jika kamu berpikir bahwa teknologi bukanlah area yang cocok bagi kaum wanita maka penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 untuk lingkup nasional US dari National Assessment for Educational Progress (NAEP) dapat memberikan perspektif baru, mereka menemukan bahwa anak perempuan di kelas delapan, secara keseluruhan melebihi anak laki-laki dalam bidang teknologi dan teknik rekayasa. “Perempuan memiliki kemampuan dan keterampilan berpikir kritis untuk berhasil di bidang teknologi dan rekayasa” ujar Peggy Carr, dari National Center for Education Statistics dikutip dari Huffingtonpost. (https://learningenglish.voanews.com/a/study-girls-outperform-boys-on-tech-engineering-even-without-class/4898125.html)

Mengingat kembali sejarah perjuangan R.A. Kartini di masanya, kita masih menemukan kondisi yang mirip sekalipun periode waktunya boleh berbeda, esensi perjuangannya masih tetap sama hingga kini, bahwa kaum wanita haruslah proaktif mengembangkan diri dan mewujudkan peran nyatanya di masyakarat. Program studi Sistem Inforasi UKRIDA membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi kaum wanita khususnya untuk mengembangkan kompetensi mereka, kurikulum 2020 yang sudah mengadopsi pendekatan kampus merdeka juga menekankan tidak hanya aspek kompetensi teknis semata, namun juga aspek kreatifitas dan agilitas dalam merumuskan solusi untuk menyelesaikan masalah. Tren pertumbuhan pesat ekonomi digital, startup digital, revolusi industri 4.0 dan kondisi pandemik setidaknya mengajarkan bahwa dunia teknologi informasi juga butuh sentuhan kaum wanita jika ingin maju dan bertahan. Jadi tunggu apalagi, ditunggu peran aktifnya...

(Redaksi: Sistem Informasi UKRIDA)

 

 

=